Selasa, 24 April 2012

PERGERAKAN


Kenangan pena pribadi pada tanggal 12 November 2008 M
K
ehidupan semesta yang penuh makna ini hampir belum bisa seluruhnya dirasakan oleh segenap makhluk hidup yang berpijak dimuka bumi ini, pertanyaannya kenapa demikian? dan memang itulah realitanya bahwa kalimat kebahagiaan itu hanyalah dimiliki oleh mereka-mereka yang punya kekuasaan dan kekuatan, kebahagiaan kerapkali dipegang oleh individu-individu yang punya kewenangan dalam hal memerintah, dan itulah kebahagiaan materi alias duniawi, mereka para pemegang bahagia fana kuranglah punya beban kepedulian antar sesama manusia dan kurangnya simpati dan empati dalam nurani kepribadiannya dan memang begitulah kehidupan manusia adanya.

       Dan kini hukum rimba pun mulai berlaku, hukum tumpulnya pisau pun diterapkan dalam tatanan kemasyarakatan yang bersifat individual, golongan, kelompok, kebangsaan dan hampir disemua lapisan masyarakat bahwa hak asasi kini terinjak oleh manusia yang punya asasi jua, pertanyaannya sadarkah kita bahwa hukum merujuk kemana? bukan saja mencacatkan kehidupan tetapi mematikan nyawa yang hidup dalam lingkup menindasan, pemusnahan, pembunuhan karakter, lalu dengan setiap pribadi diri kita dengan apa bersikap dan bagaimana solusinya?.

       Jawabannya hanya dengan kata harokah semua tantangan yang menyangkut dunia akan terselesaikan, dengan gembar-gembor pergerakan itulah setiap rintangan semesta akan tertuntaskan, dan dengan cara itu perlawanan untuk meruntuhkan watak penindasan dan menghancurkan tabiat pemusnahan akan tertunaikan karena mereka telah merobek-robek lembaran kata hak asasi itu. Sekali lagi hanya dengan langkah pergerakan itu kita akan bangkit menuju cahaya Ilahiyah, akan merasakan angin kebahagiaan di semesta ini, dan bagaimanapun juga dan apapun alasannya bahwa pergerakan kehidupan haruslah memuncak pada hasrat setiap pribadi kita.

       Marilah kita bercermin bahwa “pergerakan positif yang tidak termenej akan hancur oleh pergerakan negatif yang terorganisir”, maka dari itu marilah kita mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang terkecil, mulai saat ini berpacu dalam keterlibatan sebuah pergerakan yang sifatnya membangun. Dan berusahalah bagi setiap pribadi, setiap individu, setiap kelompok, setiap golongan, setiap kesukuan, setiap kebangsaan berlomba untuk merangkai harokah islamiyah dengan harapan terwujudnya siasiyah khilafah imamah dengan terciptanya baldatun kedamaian, ketentraman, keamanan dalam tatanan kemasyarakatan kehidupan semesta ini.

       Banyak sudah sejarah pergerakan yang menoreh goresan tinta emas dalam rangka mewujudkan cita-cita kebangsaan, dari tahun-ketahun silih berganti pergerakan itu ada dan dari sekian Negara bahwa setiap bangsa akan sangat mewujudkan yang namanya rasa aman bagi dan untuk setiap pribadi dari keserakahan dan kekejaman serta penindasan para yang punya kekuasaan namun tidaklah punya asasi diri itu. Harokah demi harokah, pergerakan untuk pergerakan selalu mencatat nama dalam sejarah peradaban dunia antar lain Hizbullah dari Negara Libanon penggeraknya Sayid Hasan Nasrullah, Al Qaeda dari Negara Afganistan penggeraknya Osama bin Ladden, Front Pembela Islam dari Negara Indonesia penggeraknya Habib Rizik Syihab, Ikhwanul Muslimin dari Negara Mesir penggeraknya Sayid Hasan Al Banna, Hizbut Tahrir dari Negara Yordania penggeraknya Syaikh Taqiyyudin An Nabhani, Jama’ah Islamiyah dari Negara Pakistan penggeraknya Syaikh Abul ‘Ala Al Maududi, HAMAS dari Negara Palestina penggeraknya Syaikh Ahmad Yasin, dan masih banyak yang lainnya, semua itu masing-masing pergerakan punya wujud kebersamaan dalam rangka meruntuhkan sikap kesewenang-wenangan antar penguasa pada masa jamannya.

      Apapun alasannya bahwa pergerakan membangun peradaban itu penting dan oleh karena itu marilah kawan, marilah setiap diri kita melebur dan berpadu dalam rangkaian kalimat “hiduplah secara mulia atau matilah secara syahid”, dan marilah kita membuka rasio kita dan berungkaplah dalam hati kita masing-masing “sudahkah kita berbuat baik pada khayalak ramai?”, “sudahkah kaki kita berpijak dalam pergerakan yang membangun?”, “sudahkah kita berdampingan berdiri pada jasad-jasad yang bergelimpangan?”, “sudahkah kita punya niat untuk ambil bagian dalam pergerakan?”, tanyakanlah pada hatimu kawan. Getarkan jiwamu dengan teriakkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, dan kepalkan tanganmu genggam erat dengan kalimat mari kita jihad, mari kita jihad, mari kita jihad, sudahkah kalian melakukan itu. Dan marilah setiap diri kita merenungi akan hakekat dunia dan bawalah bathiniyah kita dengan berdoa dan jasmaniyah kita walau hanya tetesan airmata dan katakanlah hanya itu, cuma itu, sekedar itu yang dibawa untuk berharokah, untuk modal pergerakan tidak lebih dari simpati saja kesiapan kita dan kesanggupan kita namun tetap akan mendukung dengan kata kesepakatan dengan kalimat bangkitlah pergerakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar